Halaman

Rabu, 10 Oktober 2012

DAMPAK INDUSTRI TERHADAP MASYARAKAT PEDESAAN


BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.
Masalah utama yang dihadapi Indonesia saat ini adalah banyaknya jumlah pengangguran terbuka dalam periode beberapa tahun terakhir ini terus meningkat. Selain itu masalah yang dihadapi Indonesia adalah pendapatan perkapita yang masih rendah dibandingkan dengan negara berkembang lainnya seperti Thailand dan Malaysia.
Salah satu alternatif yang mengurangi jumlah pengangguran dan meningkatkan pendapatan adalah dengan mengembangkan sektor yang potensial. Salah satu sektor yang potensial tersebut adalah sektor industri.
Pembangunan sektor industri sebagai bagian dari proses pembangunan nasional dalam menigkatkan pertumbuhan ekonomi telah membawa perubahan terhadap kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut meliputi dampak pembangunan industri terhadap sosial ekonomi masyarakat dan lingkungan sekitar industri. Dampak pembangunan industri terhadap aspek sosial ekonomi meliputi mata pencaharian penduduk dari sektor pertanian menjadi sektor industri dan perdagangan, dampak lainnya terbukanya kesempatan kerja yang lebih luas baik bagi masyarakat setempat maupun masyarakat pendatang. Dampak industri terhadap aspek sosial budaya antara lain berkurangnya kekuatan mengikat nilai dan norma budaya yang ada karena masuknya nilai dan norma budaya baru yang dibawa oleh masyarakat pendatang atau migran. Dampak pembangunan industri terhadap linkungan dapat memberi pengaruh negatif terhadap kelangsungan hidup masyarakat.
Pembangunan industri telah memberikan pengaruh secara langsung dan tidak langsung, pengaruh langsungnya adalah berkurangnya lahan pertanian, sedangkan pengaruh tidak langsungnya adalah
bergesernya mata pencaharian penduduk setempat ke bidang industri dan jasa/perdagangan. Pengaruh langsung dan tidak langsung tersebut juga ada yang positif dan negatif. Pengaruh positifnya adalah menciptakan keanekaragaman kehidupan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sedangkan pengaruh negatifnya adalah munculnya kecemburuan sosial dari pemuda setempat karena adanya persaingan dalam mendapatkan pekerjaan. Pengaruh negatif lainnya adalah berkurangnya lahan pertanian yang menyebabkan petani yang hanya memiliki sedikit lahan dan tidak memiliki keterampilan serta tingkat pendidikan yang rendah menjadi tersingkir (Setyawati, 2002).
Pendapat lain mengenai dampak negatif dari pembangunan industri yaitu terjadinya pencemaran lingkungan seperti polusi air, polusi udara, polusi tanah dan lain-lain yang membahayakan kelangsungan hidup semua makhluk bumi.
Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh polusi air yaitu sungai-sungai kecil yang ada saat ini sudah terkontaminasi zat-zat kimia yang berasal dari pembuangan limbah indutri, polusi udara menyebabkan udara berbau tidak sedap yang mengganggu pernafasan. Selain itu dampak negatif yang terjadi dilihat dari aspek sosial budaya antara lain terjadinya tekanan budaya oleh kaum pendatang terhadap penduduk setempat dan pergeseran nilai-nilai yang dianut masyarakat setempat (Panjaitan, 1996)
Dalam perkembangannya industri di suatu wilayah tidak semuanya menonjol. Ada yang lebih menonjol dibandingkan yang lainnya. Untuk itu, suatu wilayah harus lebih peka dalam menganalisis industri kecil apa yang seharusnya dikembangkan.
Dengan demikian agar pembangunan industri mempunyai peran yang besar dalam pembangunan wilayah maka investasi di sektor yang dalam hal ini industri harus diarahkan pada industri yang memiliki keunggulan komparatif atas yang melakukan spesialisasi. Denagn adanya spesialisasi, maka keterbatasan dana investasi dapat lebih difokuskan pada industri tertentu. Selain itu spesialisasi dapat meningkatkan perdagangan karena spesialisasi akan mengakibatkan surplus di suatu wilayah sehingga surplus tersebut diekspor ke wilayah lain yang kemudian akan menciptakan perdagangan antar wilayah.
Menurut Mubyarto(1988) sektor industri jika dikaitkan dengan pembangunan wilayah mempunyai tiga tujuan, yaitu:
  1. Meningkatkan pendapatan kelompok masyarakat.
  2. Meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam upaya membangun pedesaan yang mampu menaikkan produktivitas masyarakat.
  3. Meningkatkan kemampuan pemerintah pusat dalam memberikan dukungan kepada upaya-upaya pembangunan pedesaan oleh pemerintah daerah yang akan menaikkan pendapatan masyarakat.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah sebagai berikut:
  1. Bagaimana dampak sektor industri terhadap pembangunan wilayah
  2. Apa saja perubahan aspek sosial ekonominya yang terjadi dengan adanya pembangunan industri
1.3. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan ini adalah:
  1. Menganalisis dampak sektor industri terhadap pembangunan wilayah.
  2. Mengidentifikasi perubahan sosial ekonomi apa saja yang terjadi dengan adanya pembangunan dan perkembangan industri pada masyarakat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Masyarakat Pedesaan
Masyarakat menurut Soekanto (1990) diartikan sebagai manusia yang hidup bersama, mereka sadar sebagai satu kesatuan dan mereka merupakan suatu sistem yang hidup bersama. Masyarakat desa mempunyai hubungan yang lebih erat daripada masyarakat kota. Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan. Dalam masyarakat desa biasanya tertuju pada keperluan kebutuhan yang bersifat primer seperti makanan, pakaian, dan rumah.
Menurut Nurdin dalam Setyawati (2002) masyarakat adalah segolongan manusia yang saling berhubungan tetap atau agak tetap, yang diorganisir untuk aktifiitas-aktifitas bersama dan terikat padanya. Masyarakat desa terdiri dari individu dan keluarga-keluarga yang membentuk suatu kelompok sosial yang saling berhubungan antara satu sama lain baik diorganisir maupun tidak untuk mencapai tujuan tertentu (kepentingan pribadi atau kelompok) jelas menunjukkan masyarakat desa hidup berkelompok dimana secara normatif mereka diatur oleh norma-norma, nilai-nilai dan kelembagaan yang bersifat tradisional, sehingga dalam kehidupan sehari-harinya unsur kebersamaan, gotong royong yang bersifat komunal dalam berbagai segi kehidupan masih banyak dikalangan mereka.
2.2. Perubahan Sosial Pedesaan
Menurut Soemardjan dan Soemardi (1964) setiap masyarakat selama hidupnya pasti mengalami perubahan-perubahan. Ada perubahan yang menarik perhatian orang, ada yang pengaruhnya luas, ada yang terjadi lambat, adapula yang terjadi cepat.
Perubahan-perubahan di masyarakat dapat berupa perubahan norma-norma, pola-pola perilaku seseorang, organisasi, susunan dan stratifikasi masyarakat, dan juga mengenai lembaga kemasyarakatan.
Sebab-sebab terjadinya perubahan itu sumbernya ada yang terletak di dalam masyarakat itu sendiri dan ada yang letaknya di luar masyarakat itu. Sebab-sebab yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri misalnya bertambah atau berkurangnya penduduk, penemuan-penemuan baru, pertentangan antara golongan, dan pemberontakan atau evolusi di dalam tubuh masyarakat itu sendiri.
Apabila sebab-sebab perubahan itu bersumber dari masyarakat lain maka perubahan-perubahan dalam masyarakat itu perlu juga diketahui saluran-saluran yang dilalui dalam proses perubahan itu, sehingga perubahan itu pada akhirnya dikenal, diterima, diakui, dan digunakan oleh khalayak ramai. Saluran-saluran yang dilalui dalam proses perubahan tersebut pada umumnya adalah lembaga kemasyarakatan dalam bidang pendidikan, ekonomi, pemerintahan, agama, rekreasi dan sebagainya.
Menurut Ibrahim, J.T, (2002), industrialisasi pada masyarakat agraris merupakan salah satu contoh bentuk perubahan sosial yang tingkat pengaruhnya besar pada sendi-sendi dasar kehidupan manusia. Secara umum, perubahan tersebut membawa pengaruh besar pada sistem dan struktur sosial. Proses industrialisasi merubah pola hubungan kerja tradisional menjadi modrn rasional.
Defenisi Industri.
2.3. Defenisi Industri
Menurut schneider (1993) industri merupakn jaringan yang helainya menjangkau hampir setiap aspek masyarakat, kebudayaan, dan kepribadian. Industri juga merupakan sebuah faktor penting dalam membentuk masalah-masalah sosial yang kompleks.
Kuwartojo dalam Setyawati (2002) mendefenisikan industri sebagai kegiatan untuk menghasilkan barang-barang secara massal, dengan mutu yang bagus untuk kemudian dijual dan diperdagangkan. Guna menjaga kemassalannya digunakan sejumlah tenaga kerja dengan peralatan, teknik dan cara serta pola kerja tertentu .
Industri menurut skalanya yaitu:
  1. Industri besar adalah usaha industri pengolahan yang mempunyai pekerja atau karyawan 100 orang atau lebih.
  2. Industri sedang adalah usaha industri pengolahan yang mempunyai pekerja atau karyawan 20 sampai 99 orang.
  3. Industri kecil adalah usaha industri pengolahan yang mempunyai pekerja atau karyawan 5 sampai 19 orang.
  4. Industri rumah tangga adalah usaha industri pengolahan yang mempunyai pekerja atau karyawan 1 sampai 4 orang.
BAB III ISI
3.1. Dampak Positif
Pembangunan dan perkembangan industri mengakibatkan terjadi perubahan-perubahan di berbagai aspek social ekonomi masyarakat, perubahan tersebut meliputi perubahan mata pencaharian, perubahan jumlah kesempatan, perubahan tingkat pendapatan, dan perubahan jumlah sarana dan prasarana. Perubahan-perubahan tersebut kemudian menimbulkan dampak positif maupun negative. Dampak positif pembangunan industri merupakan kondisi perubahan dalam masyarakat akibat adanya pembangunan industri yang memberikan keuntungan meningkat baik langsung maupun tidak langsung dari kondisi sebelumnya.
Penciptaan Peluang Usaha dan Pekerjaan
Kehadiran industri membawa pengaruh terhadap mata pencaharian penduduk, dimana sebelum adanya industri sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petani dan sebagian lagi terbagi dalam beberapa mata pencaharian tertentu saja seperti buruh industri batu bara dan sebagainya. Dengan dibangun dan berkembangnya industri masyarakat mempunyai peluang usaha yang lebih luas.
Sector pekerjaan lain yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat adalah usaha berdagang, misalnya masyarakat asli desa membangun warung-warung kecil di rumah yang menyediakan kebutuhan sehari-hari, selain lebih ekonomis juga mudah untuk di jangkau1.
Ketersediaan Sarana dan Prasarana
Bertambahnya jumlah sarana dan prasarana setelah berkembangnya industri telah memberikan kemudahan-kemudahan kepada masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Aktivitas masyarakat sebelum berkembang industri lebih banyak dilakukan untuk pergi ke sawah, atau ke pasar untuk membeli kebutuhan sehari-hari atau menjual hasil pertaniannya, namun saat ini masyarakat dapat dengan mudah melakukan berbagai kegiatan dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai baik yang disediakan oleh perusahaan maupun pemerintah daerah.
Walaupun ketersediaan sarana dan prasarana tersebut belum semua dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat khususnya yang memerlukan pengeluaran biaya besar seperti pemasangan telefon, tetapi setidaknya sarana dan prasarana yang tersedia lebih mudah dijangkau dan biaya yang relatif ekonomis, misalnya sekolah-sekolah dasar, pusat pelayanan kesehatan seperti posyandu, tempat ibadah, dan sarana olahraga. Sementara untuk sarana jalan umum tidak hanya dapat dimanfaatkan langsun oleh pihak perusahaan, dan masyarakat lapisan menengah keatas yang memiliki kenderaan, tetapi juga masyarakat lapisan menengah kebawah juga dapat memanfaatkannya dengan tersedianya angkutan umum yang masuk dalam wilayah desa, sehingga masyarakat desa tidak perlu lagikeluar wilayah dengan berjalan kaki atau menggunakan kenderaan yang tidak memadai untuk menujukota kecamatan atau kota kabupaten.
3.2. Dampak Negatif
Pembangunan industri di satu sisi memberikan perubahan yang berdampak positif namun di sisi lain juga membawa perubahan yang berdampak negatif, dampak negatif tersebut antara lain terjadinya pencemaran terhadap lingkungan sekitar industri sepertipolusi air bersih, polusi kebisingan suara, dan polusi udara. Selain pencemaran lingkungan dampak negatif yang terjadi antara lain adanya potensi konflik akibat adanya kecemburuan sosial antara masyarakat asli desa dengan masyarakat pendatang dalam hal kemudahan mengakses pekerjaan khususnya di sektor industri.
Pencemaran Linkungan
Dampak negatif terhadap pencemaran lingkungan seperti polusi air, polusi udara, polusi tanah, dan lain-lain yang membahayakan kelangsungan hidup semua makhluk. Berbagai upaya telah dilakukan baik oleh pihak perusahaan sendiri maupun Pemerintah Daerah untuk memperkecil resiko pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh aktifitas industri.
Pencemaran Air Bersih
Upaya yang telah dilakukan dalam mengurangi atau memperkecil terjadinya resiko pencemaran linkungan memang tidak sepenuhnya menjamin untuk tidak adanya masalah pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan terjadi mengenai air sumur penduduk yang terkontaminasi dengan limbah yang berasal dari perusahaan. Kapasitas limbah yang cukup banyak sementara kualitas dan kapasitas penampung limbah kurang memadai akibatnya limbahmenyerap dalam tanah sampai ke air sumur masyarakat.
Polusi Kebisingan Suara
Selain pencemaran terhadap air sumur penduduk, pencemaran juga terjadi akibat kebisingan suara yang dihasilkan oleh aktifitas produksi yang melebihi batas. Salah satu cara menguranginya adalah dengan melakukan perbaikan kualitas bangunan agar dapat menurunkan intensitas bising dan menambah pepohonan di sekitar pabrik.
Polusi Udara
Pencemaran lingkungan yang juga terjadi adalah polusi udara, dimanapolusi tersebut berasal dari kegiatan mesin-mesin produksi pabrik yang pembuangan limbah asapnya melalui cerobong perusahaan, terutama perusahaan yang dalam produksi lebih banyak melakukan kgiatan pembakaran. Selainpolusi udara dihasilkan dari kegiatan industri, polusi udara juga terjadi akibat banyaknya truk-truk perusahaan yang berkapasitas besar keluar masuk pabrik untuk mengangkut hasil produksi perusahaan, hal ini yang kemudian jalan mudah rusak dan menimbulkan debu-debu tebal di jalan.
Poteni Konflik
Perkembangan jumlah industri yang cukup pesat secara langsung memberikan peluang kesempatan kerja yang lebih luas, hal ini yang kemudian menarik pendatang untuk berusaha mendapatkan pekerjaan di sektor industri. Seiring perkembangan industri jumlah pndatang yang berada di wilayah-wilayah ndustri terus bertambah.
Masalah sosial mulai muncul ketiks penduduk asli kesulitan memperoleh pekerjaan di sektor industri sehingga terjadi tuntutan-tuntutan warga asli agar bisa mendapatkan pekerjaan.
3.3. Perubahan Sosial Ekonomi
Mata Pencaharian
Memasuki tahun 90-an sampai sekarang jumlah industri terus berkembang dengan pesat baik skala usaha besar maupun sedang/menengah. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan penggunaan lahan yakni dari lahan pertanian menjadi industri dan pemukiman penduduk.
Perubahan penggunaan lahan secara langsung juga ikut berpengaruh terhadap perubahan mata pencaharian penduduk. Berkurangnya lahan pertanian dan pembebasan tanah penduduk oleh industri mengakibatkan terjadinya pergeseran jenis pekerjaan.
Kesempatan Kerja
Berkembangnya industri di pedesaan memberikan berbagai alternative peluang pekerjaan yang lebih luas, dimana sebelum berkembangnya industri peluang kerja sangat terbatas baik jenis pekerjaan maupun kesempatan kerjanya, tetapai setelah berkembangnya industri peluang untuk memperoleh pekerjaan lebih tersedia baik pekerjaan pada bidang industri maupun usaha berdagang atau jasa.
Tingkat Pendapatan
Dampak pembangunan pada aspek sosial ekonomi yang lain adalah ekonomi rumah tangga yang salah satunya meliputi tingkat pendapatan. Setelah berkembangnya industri tingkat pendapatan meningkat.
Jumlah Sarana dan Prasarana
Perubahan sarana dan prasarana berkembang industri terlihat dengan bertambahnya fasilitas seperti jalan, angkutan umum, sekolah, dan lain-lain. Sarana dan prasarana tersebut merupakan fasilitas umum yang dapat dirasakan oleh semua penduduk desa.
Sebelum industri berkembang, sarana dan prasarana belum banyak tersedia salah satunya adalah sarana transportasi, penduduk yang melakukan aktivitas di luar desa jadi terhambat, setelah industri berkembang sarana dan prasarana seperti transportasi lebih memadai.
BAB IV PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Pembangunan dan perkembangan industri di sekitar dan dalam wilayah desa telah menyebabkan perusahaan sosial ekonomi dan berdampak positif dan negatif pada masyarakat tersebut.
Perubahan sosial ekonomi masyarakat meliputi:
  1. Perubahan mata pencaharian, yaitu sebelum industri bermata pencaharian di sektor pertanian setelah adanya industri masyarakat beralih ke sektor industri dan jasa.
  2. perubahan kesempatan kerja, yaitu setelah berkembangnya industri maka peluang kesempatan kerja semakin luas.
  3. perubahan tingkat pendapatan, adanya perubahan pendapatan masyarakat setelah berkembangnya industri.
  4. perubahan jumlah sarana dan prasarana
Dampak positif terhadap masyarakat adalah penciptaan peluang usaha dan pekerjaan,yaitu terciptanya peluang usaha dan pekerjaan yang lebih luas bagi masyarakat. Sedangkan dampak negatifnya terhadapa masyarakat adalah pencemaran lingkungan antara lain polusi air bersih, polusi kebisingan suara, dan polusi udara.dampak negatif lainnya adalah adanya potensi konflik, disebabkan oleh kecemburuan sosial yang disebabkan oleh kecemburuan sosial sebagian orang asli desa terhadapmasyarakat pendatang dalam kemudahanmengakses pekerjaan khususnya di sektor industri.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil uraian, maka saran yang dapat penulis kemukakan sebagai berikut:
  1. Pemerintah daerah agar lebih intensif menanggulangi emisi-emisi yang disebabkan oleh industri.
  2. Perusahaaan bisa lebih peka terhaadap lingkungan yang semakin buruk akibat polusi yang salah satu penyebabnya adalah dari pembuangan emisi dari pabrik.
Masyarakat agar bisa berpartisipasi membantu mengurangi dampak yang disebabkan oleh industri.
1 Dani Nadiryanto: Dampak Pembangunan Industri Terhadap Masyarakat Desa Suka Danau Kecamatan Cikaramg Kabupaten Bekasi.2005.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar